Exercise Activity : The Autism. Part 19.

Cerita sebelumnya

Hari mulai siang. Suasana tak kunjung mereda, pamannya Lian masih berusaha untuk melawan si dokter, pamannya Lian terus berkomat-kamit sambil mengangkat tangan kanannya menghadap si dokter dengan tasbih melingkar di tangan kanannya dan sebotol air di tangan kirinya.

” Arrrggghhh!!!!.” Teriak si dokter.
Si dokter tiba-tiba saja menyerang pamannya Lian. Ia menerkamnya sehingga pamannya Lian terjatuh hingga terbaring dan si dokter duduk diatasnya. Tangan si dokter berusaha untuk mencekik leher pamannya Lian, namun pamannya Lian menahannya dengan sekuat tenaga.

“Aku tak suka ada yang mencampuri urusan ku.”

“Arrggghhh!!!” Ucap si dokter.
Pamannya Lian terus berkomat-kamit hingga akhirnya ia tak mampu menahan cengkraman si dokter dan mempercepat bacaan nya.

“Akh !” Teriak pamannya Lian.

“Tempat mu bukan disini wahai iblis !” Kata pamannya Lian.

Saat itu pamannya Lian berhenti berkomat-kamit dan menempel kan tangannya di wajah si dokter dan menyiram si dokter dengan air yang ada di tangan kirinya.

“Arrrgggghhhh tidaaak!! ” Teriak si dokter.

Ia melepaskan cengkraman nya dan mundur menjauhi pamannya Lian.

“Arrrggghhhh, tunggu nanti akan ada pembalasan dari bangsa kami !” Si dokter meronta-ronta hingga akhirnya lemas dan pingsan. Kemudian pamannya Lian berdiri dan menghampiri si dokter yang sudah pingsan.

“Inilah akibat mempersekutukan Allah” ucapnya. Lalu tiba-tiba pamannya Lian melirikku aku kaget dan mulai gelagapan. Dia menghampiriku yang sedang berada di sudut ruangan.

“Kamu pasti menyangka aku orang jahat kan?” Ucap pamannya Lian kepadaku.

“Emm……. Aku..” aku merasa begitu canggung.

“Aku tidak bermaksud jahat” tegasnya.

“Lalu apa yang paman lakukan di depan rumahku?” Tanya ku.

“Waktu kemarin aku hanya berniat pergi ke suatu tempat. Lalu tidak sengaja aku melewati rumahmu, aku merasakan ada hal aneh disana, Aura buruk begitu terasa disana” jelasnya.

“Dan itulah kenapa paman memperhatikan rumahku? ” Ujarku.

“Benar, aura itu lebih terasa di suatu ruangan tepat dibawah kamar saat kamu memperhatikan ku.”

“Itu kamar adikku, lalu kenapa paman menghilang setelah sadar bahwa aku telah memperhatikan paman?” Tannyaku.

“Aku melihat bayangan hitam di belakang mu” jawabnya.

Sontak saja aku terkejut dan merinding. Pantas saja waktu itu suasana terasa begitu mencekam.

“Laluuu paman bagaimana semua ini bisa terjadi?” Aku semakin bingung dengan apa yang terjadi.

“Sepertinya ada sesuatu yang mencoba berkomunikasi dengan mu. Oiya adikkmu belum selesai di ruqyah. Paman adalah tukang ruqyah.”
Lami berdua menghampiri adikku. Sedangkan Lian dan yang lainnya dibiarkan agar lebih jauh dari kami bertiga.

“Apa yang akan paman lakukan kepada adikku” tanyaku.

“Kita akan memecahkan semua masalah ini” jawabnnya.
Bagaimanakah kelanjutan ceritanya?

Untuk melanjutkan ceritanya silahkan teman-teman klik link dibawah .

Cerita selanjutnya

4 pemikiran pada “Exercise Activity : The Autism. Part 19.”

Tinggalkan Balasan ke sanusiakbar Batalkan balasan